DBL 2025 Hadir di Surabaya 134 Tim Bersaing, DBL Arena Jadi Ajang Bergengsi Basket Pelajar
Surabaya, Lintas Surabaya – Honda DBL with Kopi Good Day 2025 berlangsung di Surabaya. Kota yang menjadi tempat lahirnya DBL pada 2004 silam kembali menjadi sorotan nasional. Kompetisi bertajuk Honda DBL 2025 East Java-North (DBL Surabaya 2025) ini berlangsung mulai 28 Agustus hingga 31 Oktober 2025 di DBL Arena Surabaya.
Tahun ini, DBL Surabaya diikuti 134 tim basket dari 86 sekolah yang tersebar di Surabaya, Gresik, Sidoarjo, Mojokerto (kabupaten dan kota), Jombang, hingga Tuban. Rinciannya, 84 tim putra dan 50 tim putri, menjadikan Surabaya sebagai barometer basket pelajar Indonesia.
“Surabaya adalah kota awal berdirinya DBL. Di sinilah sistem kompetisi selalu diuji sebelum diterapkan di kota lain. Apa yang berjalan bagus di Surabaya, biasanya bisa kami kembangkan lebih luas,” ujar Masany Audri, Direktur DBL Indonesia, saat pembukaan di DBL Arena, Kamis (28/8).
Sejak 2007, Honda tak pernah absen mendukung DBL. Dendy Sean, Marketing Director MPM Honda Jatim, menegaskan bahwa Honda dan DBL memiliki ikatan kuat.
“Sebelum gabung DBL, Honda ingin dekat dengan anak muda, tapi tidak tahu caranya. Kini, DBL membuat Honda identik sebagai motor anak muda,” ungkapnya.
Yang menarik, tahun ini DBL menggandeng Azarine sebagai partner baru. Kehadiran brand kosmetik ini semakin istimewa karena Marcella Vanessa (Cella), CMO Azarine, pernah menjadi peserta DBL Dance saat SMA di St Louis 1 Surabaya. Kini, DBL Dance hadir dengan nama baru Azarine DBL Dance Competition, yang diikuti oleh 93 tim dance sekolah.

Selain itu, pembukaan DBL Surabaya 2025 juga menjadi momentum peluncuran resmi AZA Fundamental 3.0, sepatu basket terbaru yang sudah teruji di level profesional melalui IBL 2025. Produk ini hadir dalam tiga varian warna: Winstreak, Buzzer Beater, dan Momentum, dengan harga terjangkau untuk mendukung student athlete.
Dari sisi format, DBL Surabaya 2025 menghadirkan tiga fase: Round 1, Round 2, dan Playoff. Sistem Round Robin di Round 1 memberi kesempatan lebih panjang bagi tim untuk bertanding. Delapan tim terbaik putra dan putri musim lalu langsung menunggu di Round 2. Sementara babak Playoff menggunakan sistem double elimination, membuat persaingan semakin sengit.
DBL Surabaya juga menjadi pintu menuju gelar DBL East Java, di mana juara dari Surabaya, Jember, Madiun, dan Malang akan bersaing untuk menentukan penguasa basket pelajar Jawa Timur.
Tak hanya persaingan di lapangan, daya tarik lain DBL Surabaya selalu hadir dari totalitas suporter sekolah yang kerap menampilkan koreografi raksasa. Kreativitas suporter menjadi bagian tak terpisahkan dari atmosfer kompetisi ini.
Dengan segala keistimewaan ini, tak berlebihan bila DBL Surabaya kembali disebut sebagai kiblat basket pelajar Indonesia. (S nto)