ENDE – Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, mengisi kunjungan kerja di Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur, dengan mengunjungi Keuskupan Agung Ende, Selasa (31/5/2022).
LaNyalla yang hadir bersama Senator asal NTT, Angelius Wake Kako, disambut Uskup Agung Ende Mgr. Vincentius Sensi Potokota dan Wakil Uskup RD. Yosef Daslan Moang Kabu (vikjen).
Vincentius dalam penyambutannya mengucapkan terima kasih banyak atas kehadiran dan silaturahminya Ketua DPD RI di Keuskupan Agung Ende. Pertemuan ini adalah membuktikan bahwa Ketua DPD RI sangat sayang dengan semua golongan masyarakat di Indonesia terutama di Ende.
Uskup juga sempat menjelaskan mengenai sosok seorang pemimpin yang dibutuhkan Indonesia dan keuskupan serta masyarakat Ende.
“Keuskupan butuh pemimpin yang dekat ke semua golongan, ke semua elemen masyarakat. Karena Indonesia memang membutuhkan pemimpin yang bisa mengayomi semua golongan,” tukasnya.
Ia juga menambahkan, dalam sejarah perjuangan, keuskupan ini semua sudah lahir. Sehingga mengikuti betul sikap dan tuntunan serta tauladan dari para pendiri bangsa ini. Itulah yang Keuskupan pertahankan untuk juga menjadi panutan masyarakat kristiani di Ende.
Lanjutnya, fungsi keuskupan adalah sama-sama menjaga masyarakat dan rakyat agar tetap sejahtera, makmur dalam keimanan yang tetap.
“Kami langsung dipilih oleh Vatikan, masa jabatan Uskup juga batasnya 75 tahun. Masa jabatan saya tinggal 5 tahun lagi, kami biasa mendatangi gereja-gereja untuk sama-sama menjaga dan melindungi jemaat. Jemaat kami di Ende itu hampir 500 ribu orang lebih. Semua gereja yang ada di bawah keuskupan adalah keluarga kami. Kami satu kata dan satu tujuan,” kata Uskup.
Sementara Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti mengucapkan terima kasih atas sambutan Uskup dan Wakil Uskup. LaNyalla sangat tersanjung dengan penyambutan yang hangat tersebut. Dalam obrolannya, LaNyalla membeberkan peran dan fungsi DPD.
Dia menyampaikan jika posisi DPD RI belum begitu kuat dalam sistem demokrasi Indonesia, tidak seperti DPR RI.
Menurutnya, fungsi dan posisi DPD RI dan DPR RI seharusnya sama. Karena, sama-sama dipilih oleh rakyat. Tapi kenapa wewenangnya jauh lebih besar mereka?
Meski wewenang dan anggarannya lebih kecil, LaNyalla memastikan para senator di DPD RI tetap berjuang keras membantu rakyat, salah satunya juga kepentingan Keuskupan.
Senator asal Jawa Timur meminta restu dan dukungan dari pastor dan para jemaat di Ende agar perjuangan DPD RI lebih memiliki kewewenangan dapat terwujud.
“Termasuk upaya kami menggugat ke MK tentang ambang batas pencalonan presiden agar dihapus, demi munculnya putra-putri terbaik sebagai calon pemimpin bangsa. Sehingga rakyat tidak disuguhi calon yang itu-itu saja, dan di bawah kendali Oligarki Ekonomi,” ungkapnya.
LaNyalla juga menyampaikan perlunya bangsa ini kembali ke nilai-nilai Pancasila secara utuh dan murni. Karena sejak Amandemen Konstitusi 1999-2002 silam, bangsa ini telah menjadi bangsa lain. Telah meninggalkan sistem yang sesuai dengan watak bangsa ini.
“Akibatnya sekarang arah perjalanan bangsa ini hanya ditentukan oleh partai politik. Sementara elemen non-partisan, melalui golongan-golongan yang ada di Indonesia tidak memiliki sarana untuk ikut menentukan arah perjalanan bangsa. Ini harus kita luruskan kembali,” tukasnya.
Keuskupan Agung Ende meliputi Kabupaten Ende, Kabupaten Ngada, dan Kabupaten Nagekeo di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, dengan luas wilayah 5.804 km². Umat Keuskupan Agung Ende berjumlah kurang lebih 500 ribu orang, tersebar di 62 paroki, dan dilayani oleh 350 pastor.(mk)