Surabaya, – Sekretaris MPC Pemuda Pancasila Kota Surabaya, Baso Juherman, memberikan klarifikasi terkait pemukulan lima wartawan oleh oknum yang disebut-sebut sebagai kader ormas tersebut. Ia membantah jika pelaku pemukulan terhadap wartawan di seberang jalan Diskotek Ibiza Surabaya adalah kader PP.
Baso sendiri sangat menyayangkan terjadinya aksi pemukulan terhadap para wartawan yang sedang melakukan peliputan kegiatan Disbudpar Jatim di Diskotek Ibiza.
“PP ini punya hubungan baik dengan rekan-rekan wartawan. Kami tentu melarang keras aksi atau tindakan premanisme, lebih-lebih terhadap wartawan,” ujar Baso.
Ia memastikan, para pelaku bukanlah kader PP sebagaimana dugaan para wartawan yang menjadi korban pemukulan. Sebab, ia telah meminta keterangan dari para kader PP Kota Surabaya, namun tak satu pun yang mengetahui identitas para pelaku.
“Di zaman seperti sekarang sudah bukan eranya lagi main kekerasan. Maka saya dukung upaya teman-teman wartawan untuk mencari keadilan. Begitu juga kepolisian untuk menangkap para pelaku,” paparnya.
Sementara itu, manajemen Diskotek Ibiza Surabaya, Wahyu Tri Hartanto menyatakan, kedatangan Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata (Disbudpar) Jatim, ke Ibiza Surabaya untuk memverifikasi dokumen perizinan.
“Petugas Disbudpar datang ke sini untuk melakukan verifikasi izin. Saat itu orang Disbudpar meminta wartawan untuk naik ke lantai 5 menyaksikan proses verifikasi. Kalau soal perizinan Ibiza, silakan konfirmasi ke dinas terkait,” kata Wahyu.
Soal aksi pemukulan, Wahyu mengaku tak mengetahui kejadian tersebut. Ia juga tak mengenal para pelaku aksi kekerasan terhadap para jurnalis yang sedang bertugas.
Kronologis Kejadian
Seperti diketahui, sebanyak lima wartawan di Surabaya menjadi korban pengeroyokan belasan orang tak dikenal saat melakukan peliputan kegiatan Disbudpar di Diskotek Ibiza yang terletak di Jalan Simpang Dukuh, Surabaya Jumat, 20 Januari 2023 siang.
Kelima korban jurnalis tersebut adalah Firman dari Inews, Anggadia dari Beritajatim.com, Rofiq dari LensaIndonesia, Ali seorang fotografer Inews serta Didik fotografer Antara. Mereka telah melaporkan kejadian ini ke Polrestabes Surabaya untuk ditindaklanjuti.
Dari versi salah satu wartawan korban pemukulan itu, Rofiq, sebelum aksi kekerasan itu terjadi, sempat terjadi adu argumentasi antara dirinya dengan seorang wanita di Loby Ibiza. Rofiq kemudian memilih keluar dan duduk di warung yang berada di seberang jalan Ibiza.
Sesaat kemudian, perempuan itu mendatanginya, membentak dan memaki dirinya. Tak lama kemudian, seorang pria yang mengaku suami perempuan itu mendatangi korban untuk meminta klarifikasi.
Lagi-lagi sempat terjadi adu mulut di antara mereka. Namun kemudian kawanan orang tak dikenal keluar dari gedung dan menghampirinya. Cekcok di antara mereka semakin memanas, belasan orang tak dikenal itu lantas melayangkan pukulan ke beberapa bagian tubuh sang jurnalis.
Namun, informasi dari beberapa pengunjung warung yang sempat menyaksikan kejadian itu, insiden pemukulan itu dipicu oleh umpatan dan makian kasar yang dilontarkan sang wartawan itu lebih dulu kepada perempuan itu.
Melihat istrinya direndahkan, suami perempuan itu tak terima dan mendatangi sang jurnalis. Cekcok pun terjadi antara Rofiq dengan pria tersebut. Suasana memanas. aksi pemukulan pun terjadi.
Bukan hanya itu. Informasi yang dihimpun dari lokasi kejadian, tidak ada motor wartawan yang ditahan oleh para pelaku. Ini berbeda dengan keterangan wartawan korban pemukulan yang menyatakan ada dua motor jurnalis sempat ditahan.(mk)