Lintas Surabaya, Surabaya – Kebakaran yang terjadi di beberapa kawasan hutan, membuat seluruh pihak bekerja sama. Terkini, Satuan tugas Perhutani Kawasan Pemangkuan Hutan (KPH) Pasuruan membantu usaha pemadaman api di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) pada senin (4/9). Titik mula api diduga berasal dari objek wisata Bukit Cinta, Bromo.
Perum Perhutani bekerja sama dengan Petugas TNBTS, Kepolisian Resor setempat, Masyarakat Peduli Api (MPA), dan Lembaga Masyarakat Dekat Hutan (LMDH) dalam upaya pemadaman api tersebut agar tidak meluas.
Titik api di Kawasan Gunung Bromo berhasil dikendalikan dengan menggunakan metode sekat bakar sebelum meluas ke area Kelola Perum Perhutani pada pukul 13.00 WIB (4/9).
Menjelang puncak musim panas di Jawa Timur, Perum Perhutani bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Kepolisian Republik Indonesia, Tentara Nasional Indonesia (TNI), Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH), dan berbagai elemen masyarakat setempat bersinergi dalam upaya pemadaman api pada kebakaran hutan yang terjadi di beberapa titik di Jawa Timur. Data yang dihimpun oleh Perhutani tercatat, titik api berada di Kabupaten Tuban, Ponorogo, Pasuruan dan Malang.
Kebakaran terjadi pada 4 titik lokasi di mana 3 di antaranya bersumber dari luar wilayah kerja Perum Perhutani, yaitu pada lereng Gunung Bromo Pasuruan, lereng Gunung Arjuno, dan di Kabupaten Tuban, sedangkan satu titik lokasi yang lainnya berada dalam kawasan hutan wilayah Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Slahung Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Lawu Ds.
Kepala Divisi Regional Jawa Timur, Amas Wijaya menjelaskan bahwa kebakaran hutan yang sedang melanda kawasan hutan di Jawa Timur saat ini perlu mendapat kepedulian dan tindakan cepat dari berbagai pihak, baik untuk kebakaran yang terjadi di dalam maupun di luar wilayah kerja Perum Perhutani.
“Perum Perhutani siap bersinergi dan bekerja sama dengan berbagai pihak untuk mengatasi kebakaran yang sedang terjadi selama beberapa waktu ini. Kelestarian alam merupakan tanggungjawab bersama sehingga diperlukan kesadaran bersama untuk turut menjaga dan melindunginya”, ucapnya.
Perhutani juga mengimbau kepada seluruh masyarakat kawasan hutan untuk tidak membakar apapun yang dapat memicu terjadinya kebakaran hutan terutama disaat musim panas pada saat ini.
Dilansir oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), musim panas tahun ini dipengaruhi oleh fenomena el-nino , akan memasuki puncaknya pada level moderat hingga bulan oktober mendatang.
Sebelumnya, dalam rangka antisipasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) Perhutani bersama jajaran Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Jatim) dan Stakesholder telah melakukan Apel Siaga Gabungan pengendalian Karhutla di Jatim, Acara tersebut dipimpin langsung oleh Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa. (Red)