Unitomo Bersama Untag Dorong Batik Tulis Tanjungbumi Go Modern Lewat Inovasi Teknologi dan Diversifikasi Produk

0

Bangkalan, Lintas Surabaya – Tim dosen Program Pemberdayaan Masyarakat Usaha Produk Unggulan Daerah (PM-UPUD) dari Universitas Dr. Soetomo (Unitomo) Surabaya bersama Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya sukses menggelar pendampingan intensif bagi dua sentra batik tulis di Kecamatan Tanjungbumi, Kabupaten Bangkalan, Madura. Sabtu (20/09).

 

Program yang berlangsung sejak 9 Juni hingga 19 September 2025 ini didanai oleh DPPM Kemendiktisaintek dengan tema “Optimalisasi Diversifikasi Produk Batik Tulis Tanjungbumi Berbasis Inovasi Teknologi Siap Bersaing dalam Tren Mode Kekinian.”

Ketua Tim PM-UPUD, Dr. Dra. Ully R. Tampubolon, MM, memimpin kegiatan bersama anggota tim Prof. Dr. Syahrul Borman, SH, MH, Safrin Zuraidah, ST, MT, dan Ir. Ichlas Wahid, MT dari Untag Surabaya.

 

Mereka menggandeng UD Zulpah Batik Madura dan CV Naraya Batik sebagai mitra utama dengan tujuan meningkatkan kualitas produksi, kreativitas, dan daya saing batik tulis khas Madura.

 

Ully menjelaskan bahwa Batik Tulis Tanjungbumi memiliki keunikan tersendiri, terutama batik tulis gentongan yang proses pembuatannya membutuhkan waktu hingga 1–3 tahun karena menggunakan gentong tanah liat yang ditanam dalam tanah.

 

“Batik tulis gentongan hanya diproduksi sekitar 20 persen dari total produksi kedua mitra, sisanya 80 persen berupa batik tulis dengan pewarnaan alam maupun sintetis. Namun, di tengah persaingan ketat dengan batik Yogyakarta dan Pekalongan yang sudah berinovasi, Zulpah Batik dan Naraya Batik menghadapi tantangan berat,” ungkap Ully.

Untuk menjawab tantangan tersebut, tim PM-UPUD menerapkan berbagai inovasi teknologi. Pada Zulpah Batik, pengrajin dilatih menggunakan mesin jahit digital untuk menciptakan model busana batik tulis fashion yang lebih variatif. Hasilnya, pengrajin mampu memproduksi lima model baju fashion yang diminati pasar dan berhasil menembus pesanan baru.

 

Sementara pada Naraya Batik, fokus pendampingan diarahkan pada proses pelorotan malam. Tim menyerahkan bak pelorot tembaga yang mampu melarutkan malam hingga 99 persen tanpa merusak kain, serta memberikan pelatihan pengurusan Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) untuk melindungi motif batik khas Tanjungbumi.

 

“Melalui pelatihan dan praktik pengurusan HAKI, kami berharap Naraya Batik semakin percaya diri dalam melindungi motif khasnya sekaligus meningkatkan nilai jual produk,” ujar Prof. Syahrul Borman.

 

Selain aspek produksi, tim juga membekali Zulpah Batik dengan pendampingan pembuatan konten kreatif untuk media sosial seperti Instagram dan YouTube, agar promosi lebih efektif dan menarik minat generasi muda.

 

“Melalui program ini, kami berharap kualitas dan kreativitas pengrajin terus berkembang sehingga batik tulis Tanjungbumi tidak hanya bertahan, tetapi juga mampu bersaing di pasar nasional dan internasional,” pungkas Ully sambil menyampaikan apresiasi kepada DPPM Kemendiktisaintek atas dukungan pendanaan program tahun anggaran 2025. (red)

Leave A Reply

Your email address will not be published.