SMP YPPI 1 Donokerto Gelar Proyek Pembelajaran Bertema Batik

0

Lintas Surabaya, Surabaya – SMP YPPI 1 Donokerto Surabaya menyelenggarakan proyek pembelajaran akademik bernuansa batik sekaligus memperingati Hari Batik Nasional pada Jumat, 04 Oktober 2024. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh siswa dari kelas VII hingga kelas IX dengan beragam tema dan aktivitas yang menarik.

Siswa kelas VII mengikuti kegiatan pembuatan batik, mempelajari proses pewarnaan dan desain batik tradisional. Sementara itu, siswa kelas VIII terlibat dalam pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dengan membuat poster digital bertema batik. Di kelas IX, para siswa mengikuti pelajaran prakarya dengan mengolah makanan sebagai proyek, yaitu menghias kue dengan motif batik.

Selain itu, beberapa siswa lain terlibat dalam kegiatan daur ulang dengan membuat tas dari kardus bekas yang dihias motif batik. Kegiatan ini tidak hanya mengasah kreativitas siswa, tetapi juga menanamkan kecintaan pada budaya batik Indonesia.

Kepala Sekolah SMP YPPPI 1 Donokerto, Dra. Titris Hariyanti Utami, M.Si, menyampaikan, Kegiatan ini tidak dilakukan secara kebetulan hanya karena bertepatan dengan Hari Batik. Sebenarnya, ini merupakan bagian dari rangkaian pembelajaran di tengah semester yang telah terjadwal dalam kalender akademik. Setiap jenjang kelas memiliki proyek yang disesuaikan dengan materi pembelajaran mereka. Karena momen ini bertepatan dengan Hari Batik yang jatuh pada hari Selasa, maka kami memanfaatkannya untuk mengaitkan proyek pembelajaran dengan batik.

“Untuk kelas VII, yang saat ini mempelajari seni rupa khususnya seni batik dekoratif, proyek mereka adalah membuat batik di media. Sementara itu, siswa kelas VIII dalam pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) saat ini sedang membuat poster dengan mengaplikasikan motif batik secara digital. Jadi, ada proyek pembelajaran berbasis teknologi. Sedangkan untuk kelas IX, yang saat ini mempelajari prakarya, proyek mereka berfokus pada pengolahan makanan. Mereka diminta membuat kue dekoratif dengan motif ornamen batik, entah itu menggunakan roti tawar atau spiku, tetapi hiasannya harus bermotif batik. Proyek ini juga akan dinilai sebagai bagian dari pembelajaran mereka,” jelas Titris Hariyanti Utami.

Lebih lanjut Titris mengatakan, Selain itu, seluruh siswa dari setiap jenjang juga mendapat proyek membuat produk daur ulang bertema batik, yang dikerjakan secara berkelompok di rumah. Produk-produk daur ulang ini, seperti tas atau tempat tisu dari kardus yang dihias dengan kolase kain batik, akan dipamerkan pada akhir acara. Di acara puncak, akan ada fashion show yang menampilkan tas karya siswa, pameran kue dekoratif, serta hasil karya batik mereka.

“Tujuan utamanya adalah agar siswa dapat menghargai karya budaya bangsa. Namun, kami juga ingin siswa mengaplikasikan nilai budaya tersebut dalam konteks yang lebih kekinian, misalnya melalui seni digital atau dekoratif pada kue,” tutur Titris.

“Kami ingin menunjukkan bahwa batik tidak harus selalu diaplikasikan dengan cara mencanting. Jika siswa lebih berbakat di bidang teknologi, mereka tetap dapat berkontribusi dan berperan dalam menghargai budaya melalui bidang mereka masing-masing,” pungkasnya. (S nto)

Leave A Reply

Your email address will not be published.