YOGYAKARTA – Dalam berbagai kesempatan, Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani Indrawati terus memperingatkan akan kondisi ekonomi global yang sedang tidak baik-baik saja. Ancaman resesi ekonomi yang akan melanda dunia, dapat juga melanda negara kita. Kondisi ini tentunya harus diantisipasi. Usaha Mikro Kecil Menengah yang kerap kali menjadi pahlawan dikala krisis ini, diharapkan kembali memainkan perannya dalam upaya mengerakkan kembali roda perekonomian jika ancaman itu benar terjadi.
Dalam seminar Hybrid dengan tema “Meningkatkan Produktivitas UMKM Dalam Menghadapi Resesi Global Tahun 2023, Kepala Dinas Koperasi dan UKM (Diskop UKM) Yogyakarta, Ir Srie Nurkyatsiwi M. MMA., mengatakan, pelaku UMKM harus mampu menjawab tantangan ini.
“Pertanyaannya adalah bisa tidak kita bertahan menghadapi krisis ekonomi? Yah, kita harus bisa. Apalagi dengan adanya program-program seperti pelatihan, pembinaan, kemudian ada juga fasilitas yang bersinergi dengan berbagai pihak. Itu semua bisa dimanfaatkan pelaku UMKM agar naik kelas,” ujar Siwi dalam seminar Hybrid yang digelar di Aula Sidomukti, Wisma MM UGM, Yogyakarta, Senin (21/11).
Ia menjelaskan, ada 6 aspek yang dapat membuat UMKM Tangguh menghadapi berbagai situasi. Aspek itu antara lain adalah pemberdayaan sumber daya manusia, akses modal, pemasaran online berbasis IT, pemenuhan bahan baku, stabilitas produksi, dan dukungan regulasi.
Di kesempatan yang sama, VP Regional Head SME BRI Yogyakarta, Eka Ahmad Djatnika menjelaskan. Sudah sejak lama BRI menjadikan UMKM sebagai usaha prioritas yang menjadi target untuk dikembangkan.
“Dari dulu kami, Bank BRI memang sudah konsen memberdayakan UMKM. Jika saya bisa sebut, anggaran untuk pemberdayaan mereka cukup dominan. Sekarang itu untuk koorporasi hanya 20%. Sementara 80 persen sisanya untuk UMKM,” ujar Eka saat hadir sebagai pembicara dalam seminar Hybrid tersebut.
Bahkan ia menambahkan, saat ini bank BRI juga sudah mempermudah regulasi agar pelaku UMKM dapat lebih maju. Salah satu caranya dengan pengembangan digital sehingga proses permodalan menjadi lebih cepat. Pelaku UMKM hanya perlu menjaga kredibilitas dan kapasitasnya saja.
Kemiskidi, Ketua Asossiasi Pemasaran dan Pengembangan Kerajinan Rakyat Indonesia (APIKRI) yang hadir dalam seminar Hybrid tersebut mengapresiasi upaya-upaya yang sudah dilakukan pemerintah dan juga Bank BRI untuk membantu tumbuh kembang UMKM di tanah air. Diakui, ada berbagai kendala yang saat ini masih dihadapi oleh APIKRI dalam mengambangkan usaha mereka.
“Kami utamanya sekarang adalah untuk ekspor peti mati. Kita juga ada pengrajin lain seperti keramik, perak, kayu dan lain. Tapi sekarang konsen kita adalah membuat peti mati untuk diekspor ke Inggris dan Belanda. Yang jadi kendala sekarang adalahnya banyak pengrajin yang sudah tua dan ada pula yang meninggal dunia. Regenerasi kita sudah banyak yang alih profesi,” jelas nya lagi.
Untuk itu ia berharap, pemerintah maupun pihak-pihak terkait dapat membantu menyelesaikan masalah itu agar mereka juga dapat berperan dalam meningkatkan perekonomian, khususnya saat menghadapi ancaman resesi ekonomi yang diperkirakan akan terjadi.